Selasa, 08 April 2025

BAB II – PERANCANGAN SISTEM




1. Desain Sistem Secara Umum

Desain sistem secara umum merupakan tahap awal dalam proses pengembangan sistem yang bertujuan untuk mendefinisikan arsitektur, komponen, modul, antarmuka, serta data yang diperlukan oleh sistem agar dapat bekerja sesuai dengan kebutuhan pengguna. Tahap ini penting karena menjadi pondasi dari sistem yang akan dibangun dan mempengaruhi kualitas hasil akhir sistem.

Dalam tahap ini, dilakukan identifikasi terhadap kebutuhan pengguna dan bagaimana sistem dirancang agar mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Desain umum ini meliputi desain input/output, struktur data, dan alur kerja sistem. Hasil dari tahap ini biasanya berupa blueprint sistem secara menyeluruh sebelum dilakukan desain secara lebih terinci.


2. Desain Sistem Secara Terinci

Setelah desain umum selesai, tahap selanjutnya adalah desain sistem secara terinci. Pada tahap ini, setiap komponen sistem dirancang lebih mendalam, baik dari sisi teknis maupun logika bisnisnya. Desain terinci memastikan bahwa setiap modul, fungsi, dan proses dalam sistem memiliki spesifikasi teknis yang jelas dan dapat langsung diimplementasikan oleh developer.

a. Pendekatan Terstruktur

Pendekatan terstruktur digunakan untuk memodelkan sistem berdasarkan proses dan alur data. Pendekatan ini bersifat sistematis dan logis, biasanya digunakan pada sistem-sistem yang sudah mapan dan memiliki alur kerja yang jelas. Beberapa alat bantu yang digunakan dalam pendekatan ini antara lain:

  • System Flowchart: Diagram yang menggambarkan alur logika atau proses dalam sistem secara keseluruhan, mulai dari input, pemrosesan, hingga output. Flowchart memudahkan pemahaman terhadap proses kerja dalam sistem.
  • Data Flow Diagram (DFD): Diagram yang menunjukkan bagaimana data mengalir dalam sistem, dari entitas luar ke proses dan kemudian ke data store. DFD terdiri dari beberapa level: level 0 (konteks), level 1, dan seterusnya.
  • System Procedure Diagram (Flowmap): Diagram yang menjelaskan prosedur-prosedur dalam sistem, biasanya digunakan untuk menggambarkan hubungan antar aktivitas dan dokumen yang digunakan.

Pendekatan ini sangat cocok untuk sistem-sistem berskala besar yang melibatkan banyak proses berulang dan perlu pengendalian alur data secara ketat.

b. Pendekatan Berorientasi Objek

Pendekatan ini muncul sebagai pengembangan dari pendekatan terstruktur, yang lebih menekankan pada representasi dunia nyata dalam bentuk objek. Pendekatan ini menggunakan konsep pemrograman berorientasi objek (Object-Oriented Programming/OOP), di mana sistem terdiri dari objek-objek yang saling berinteraksi.

Setiap objek memiliki atribut (data) dan method (fungsi), serta berinteraksi dengan objek lain dalam sistem. Untuk memodelkan sistem dengan pendekatan ini, digunakan UML (Unified Modeling Language) sebagai standar pemodelan sistem berbasis objek.

Beberapa jenis diagram UML yang sering digunakan dalam perancangan sistem antara lain:

  • Use Case Diagram: Menggambarkan interaksi antara aktor (pengguna) dan sistem berdasarkan fungsi-fungsi yang disediakan oleh sistem.
  • Class Diagram: Menjelaskan struktur kelas dalam sistem, lengkap dengan atribut dan metode serta relasi antar kelas.
  • Sequence Diagram: Menggambarkan urutan interaksi antar objek dalam sistem dalam satu skenario.
  • Activity Diagram: Menggambarkan alur aktivitas dari suatu proses dalam sistem, baik yang linear maupun bercabang.

Pendekatan ini mempermudah proses pengembangan sistem yang kompleks dan memungkinkan penggunaan kembali komponen (reuse), membuat pemeliharaan sistem menjadi lebih mudah.

0 komentar:

Posting Komentar